Kiss FM Medan – Udah pada nonton Avatar: The Way of Water atau Avatar 2 yang udah tayang sejak 15 Desember 2022 kemarin?
Kalau kamu udah pada nonton, pasti tau dong sama karakter Klan Metkayina yang ada di lautan. Ternyata Metkayina terinspirasi dari suku asli dari Indonesia lho!
Dikutip dari National Geographic pada Minggu (18/12/2022) James Cameron banyak melakukan penelitian terkait budaya suku-suku yang hidup dekat dengan laut untuk menciptakan sosok Metkayina.
Cameron juga menjelaskan bahwa inspirasi Metkayina lainnya datang dari Indonesia. Misalnya suku Bajau atau Bajo atau Sama yang tinggal di rumah panggung.
“Ada orang Indonesia (Sama-Bajau) yang tinggal di rumah panggung dan tinggal di atas rakit. Kami melihat hal-hal seperti itu,” katanya.
Mengenai Suku Bajo, masyarakat ini dikenal handal dalam menjelajah lautan. Mereka pandai berenang bahkan menyelam tanpa alat. Suku Bajo bahkan disebut mampu bertahan menyelam hingga 13 menit di kedalaman 60 meter.

Wah keren banget ternyata Indonesia memberi inspirasi buat James Cameron. Pantesan kok gak asing.
Dalam film Avatar 2, Metkayina tampil sebagai penghuni Pandora selain Omaticaya. Berbeda dengan suku Omaticaya yang tinggal di pegunungan, Metkayina adalah penguasa lautan atau dikenal juga dengan marga laut.
Metkayina tinggal di desa Awa’atlu yang terletak di tepi pantai. Tempat tinggal mereka berupa rumah panggung yang dibangun di antara akar-akar pohon laut.
Metkayina memiliki postur tubuh yang sedikit berbeda dengan Omaticaya, yaitu lebih berotot dengan lengan dan kaki yang melebar di bagian bawah seperti sirip. Kemudian ekornya berbentuk dayung yang berguna saat mereka berenang di bawah laut.
Mereka juga kuat dalam menyelam dalam waktu yang lama. Salah satu trik pernapasan yang juga disebutkan dalam film tersebut adalah bernapas menggunakan kekuatan perut dan berusaha menyatu dengan laut sebagai sumber dan tujuan akhir kehidupan.
Tinggal di laut, Matkayina juga memiliki hubungan dekat dengan sang tulkun. Dia adalah salah satu makhluk hidup di Pandora yang terlihat seperti ikan paus. Para Tulkun ini dianggap sebagai saudara spiritual oleh klan Metkayina.
Mengenai Suku Bajo, masyarakat ini dikenal handal dalam menjelajah lautan. Mereka pandai berenang bahkan menyelam tanpa alat. Suku Bajo bahkan disebut mampu bertahan menyelam hingga 13 menit di kedalaman 60 meter.
Berdasarkan jurnal penelitian Cell mendeteksi adanya mutasi DNA pada limpa orang Bajo.
Ketika seseorang menyelam dan menahan napas, akan ada reaksi. Detak jantung melambat, pembuluh darah menyempit dan limpa berkontraksi. Kontraksi limpa berfungsi untuk menghemat energi saat seseorang kekurangan oksigen.
Berdasarkan jurnal tersebut, limpa orang Bajo cenderung lebih besar, sehingga cukup kuat berada di dalam air dalam jangka waktu lama.
Di Indonesia sendiri suku Bajo dapat ditemukan di perairan Kalimantan Timur (Berau, Bontang), Kalimantan Selatan (Kota Baru), Sulawesi Selatan (Selayar), Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur (Pulau Boleng , Seraya, Longos , Komodo), Sapeken, Sumenep, dan wilayah Indonesia timur lainnya.












