Kiss FM Medan – Perayaan Waisak di Candi Borobudur selalu menghadirkan keindahan yang memukau, salah satunya adalah pemandangan ribuan lampion yang diterbangkan ke angkasa. Namun, yang membuat lampion ini semakin istimewa adalah kenyataan bahwa mereka dibuat dari bahan yang ramah lingkungan.
Dalam setiap perayaan Waisak, lampion yang digunakan memiliki bahan dasar yang mudah terurai secara alami. Berbeda dengan lampion yang terbuat dari bahan plastik atau material yang sulit terurai, lampion di Borobudur dibuat dengan bahan yang lebih ringan dan mudah terdegradasi. Ini berarti, setelah perayaan selesai, lampion-lampion tersebut tidak akan menambah tumpukan sampah yang merusak lingkungan.
Selain memberikan sentuhan magis dalam perayaan, penggunaan lampion yang ramah lingkungan ini adalah contoh nyata dari tanggung jawab sosial dan budaya. Di tengah banyaknya perayaan yang mengabaikan aspek pelestarian alam, langkah ini menunjukkan bahwa kita bisa menikmati tradisi tanpa merusak bumi.
Bukan hanya soal estetika, perayaan Waisak yang menggunakan lampion ramah lingkungan ini juga membawa pesan penting bagi masyarakat: menjaga keseimbangan antara budaya, tradisi, dan pelestarian alam. Dengan langkah sederhana seperti ini, kita bisa merayakan dengan lebih damai—tidak hanya dalam arti spiritual, tetapi juga dalam arti menjaga keberlanjutan bumi kita.
Melalui langkah-langkah kecil, seperti penggunaan lampion yang mudah terurai, kita diajak untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan menjadikan perayaan tradisional sebagai bagian dari upaya pelestarian alam yang lebih besar.
Jadi, saat menikmati indahnya lampion yang menerangi langit Borobudur, ingatlah bahwa keindahan itu juga berpadu dengan komitmen untuk bumi yang lebih sehat.












