Kiss FM Medan – Lagu terbaru BLACKPINK yang berjudul “Jump” saat ini sedang mendominasi tangga lagu global. Baru dirilis, lagu ini langsung debut di posisi No. 1 Billboard Global 200 dan Global Excl. U.S. — menjadikannya secara statistik sebagai lagu terbesar di dunia saat ini.
Namun siapa sangka, “Jump” sebenarnya bukan dibuat untuk BLACKPINK.
Dalam wawancara dengan Variety, Diplo mengungkap bahwa lagu ini awalnya ditulis pada Januari 2024 di Sony Studios, Miami. Saat itu, ia, Ape Drums dari Major Lazer, dan produser Argentina Zecca ingin menciptakan lagu dengan nuansa elektro tahun 2000-an ala Fischerspooner. Lagu ini awalnya dimaksudkan untuk dirilis oleh Major Lazer.
Lagu tersebut sempat berpindah tangan ke duo Argentina, Ca7riel dan Paco Amoroso, namun batal mereka rilis karena dianggap tak lagi cocok dengan arah musik mereka.
Diplo sempat putus asa, namun tetap yakin bahwa lagu ini punya potensi. Saat bertemu dengan Teddy Park, produser utama BLACKPINK, ia memainkan beberapa demo — dan Teddy langsung tertarik saat mendengar “Jump”.
“Ini yang kita cari,” ujar Teddy menurut cerita Diplo. Lagu ini dianggap cukup “radikal” dan segar untuk BLACKPINK, yang memang dikenal berani menembus batas genre.
“Jump” sendiri memadukan techno, drill, trance, hardstyle, sampai Eurodance, dan bahkan terinspirasi dari anthem rave tahun 1997 “Meet Her at the Loveparade” karya Da Hool. Hasilnya: lagu klub yang eksplosif, penuh kejutan, dan unik — ciri khas eksperimen Diplo dalam menyuntikkan musik elektronik underground ke dalam pop mainstream.
Kini, dari proyek yang nyaris tak dirilis, “Jump” justru melompat menjadi hit global — mempertegas posisi BLACKPINK dan Diplo sebagai kolaborator lintas genre paling berpengaruh saat ini.











