Kiss FM Medan – Film animasi Merah Putih: One For All kembali jadi perbincangan hangat usai trailer resminya memicu beragam reaksi, termasuk kritik tajam dari warganet. Banyak yang menilai film ini sebaiknya batal tayang di bioskop.
Ketua Badan Perfilman Indonesia (BPI), Gunawan Paggaru, ikut angkat bicara. Ia menyatakan setuju jika penayangan film tersebut dibatalkan. “Lebih baik dibatalkan supaya kita dapat pelajaran banyak. Dan itu berbahaya buat XXI,” ujarnya dalam keterangan kepada media, Rabu (13/8).
Gunawan menjelaskan kekhawatirannya pada nasib sineas lain yang sudah mengantri untuk mendapatkan jadwal tayang. Menurutnya, jika sebuah film dinilai tidak layak namun tetap tayang tanpa mengikuti antrean distribusi, hal itu bisa merugikan pihak lain dan menimbulkan ketidakadilan dalam sistem perfilman nasional.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa kewenangan penuh berada di tangan pemilik bioskop (eksibitor). Berdasarkan undang-undang, pihak bioskop bebas menentukan film mana yang akan mereka putar. “Kita tidak bisa memaksa. Itu decision-nya di mereka,” katanya.
Gunawan melihat permasalahan ini sebagai sinyal bahwa regulasi distribusi film di Indonesia perlu diperkuat. Ia mengusulkan sistem penjadwalan tayang berdasarkan nomor sensor film agar prosesnya lebih transparan dan adil bagi semua pihak.
Dengan usulan ini, diharapkan tidak ada lagi film yang bisa “menyela” antrean atau tayang tanpa mengikuti prosedur resmi. Namun, sebelum regulasi baru dibuat, keputusan terkait MERAH PUTIH: ONE FOR ALL tetap berada di tangan pemilik bioskop.
Publik kini tinggal menunggu langkah selanjutnya: apakah film ini akan tetap dirilis sesuai rencana, atau benar-benar batal tayang seperti yang diinginkan sebagian besar warganet.