Kiss FM Medan — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan untuk meniadakan pesta kembang api dalam perayaan tahun baru 2026. Kebijakan ini diambil sebagai bentuk empati dan solidaritas terhadap korban bencana alam yang hingga kini masih dirasakan dampaknya di sejumlah wilayah Indonesia, khususnya Sumatera dan Aceh.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyampaikan bahwa masyarakat diharapkan merayakan pergantian tahun dengan cara yang lebih sederhana. Menurutnya, perayaan yang terlalu mewah tidak selaras dengan kondisi nasional yang tengah berduka akibat bencana alam.
“Ini saatnya kita menunjukkan empati sebagai sesama anak bangsa. Tidak elok berpesta besar ketika saudara-saudara kita sedang mengalami musibah,” ujar Pramono dalam keterangannya.
Alih-alih menggelar pesta hiburan besar, Pemprov DKI Jakarta berencana mengisi malam pergantian tahun baru 2026 dengan doa bersama lintas agama di sejumlah titik. Kegiatan ini diharapkan menjadi simbol persatuan sekaligus wujud kepedulian masyarakat Ibu Kota terhadap korban bencana.
Pramono juga mengimbau warga untuk tidak menyalakan kembang api secara pribadi. Pemerintah ingin suasana tahun baru 2026 di Jakarta berlangsung lebih tenang, reflektif, dan penuh makna.
Meski meniadakan kembang api, Pemprov DKI mempertimbangkan pertunjukan drone sebagai alternatif hiburan visual. Opsi ini dinilai lebih ramah lingkungan, tidak bising, dan tetap bisa menghadirkan daya tarik tanpa menghilangkan nuansa empati.
Langkah Jakarta ini mengikuti jejak Bali dan Surabaya yang lebih dulu menyatakan tidak menggelar pesta kembang api. Dengan kebijakan ini, Jakarta berharap menunjukkan bahwa perayaan Tahun Baru tidak selalu harus meriah, melainkan juga bisa menjadi momen refleksi dan solidaritas nasional.









