Kiss FM Medan – Film animasi bertema kebangsaan, Merah Putih: One For All, tengah jadi bahan pembicaraan hangat. Pasalnya, film ini kini menyandang predikat sebagai film Indonesia dengan rating terendah di IMDb, setelah mendapatkan skor rata-rata 1.0.
Angka tersebut bahkan lebih rendah dari drama Korea A Business Proposal, yang sebelumnya sempat tercatat dengan rating 1.8. Perbandingan ini membuat netizen semakin ramai membicarakan bagaimana sebuah film dengan misi nasionalis justru menuai penilaian yang begitu rendah di platform internasional.
Banyak spekulasi muncul terkait penyebabnya. Sebagian penonton menilai kualitas animasi dan cerita belum memenuhi ekspektasi, terlebih untuk film yang diharapkan bisa menjadi kebanggaan nasional. Di sisi lain, ada dugaan kuat bahwa film ini juga menjadi korban review bombing, di mana sejumlah akun memberi nilai rendah secara masif demi menjatuhkan rating.
Fenomena ini menunjukkan betapa ketatnya standar penonton di era digital. Satu sisi, rendahnya rating bisa menjadi kritik keras bagi pembuat film agar lebih serius dalam kualitas produksi. Di sisi lain, angka di IMDb mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan isi film, melainkan cerminan reaksi netizen yang bisa dipengaruhi banyak faktor.
Dengan cap “terburuk” di IMDb, Merah Putih: One For All kini justru menarik perhatian publik yang penasaran apakah film ini benar-benar seburuk yang digambarkan, ataukah sekadar korban tren rating ekstrem.
Bagaimanapun, keberadaan film ini tetap menjadi momen penting: ia membuka diskusi soal standar animasi Indonesia, ekspektasi penonton, dan bagaimana karya nasional bisa diterima di panggung global.