Kiss FM Medan – Setelah lebih dari satu dekade tanpa sekuel, banyak yang mengira franchise Final Destination sudah selesai. Tapi Bloodlines hadir sebagai kejutan tak terduga—dan ternyata justru jadi film Final Destination dengan skor tertinggi: 93 dari situs review dan rating publik.
Apa yang membuat Bloodlines begitu spesial?
Pertama, film ini tetap mengusung formula klasik yang membuat seri ini ikonik: seseorang mendapat penglihatan tentang kematian massal, lalu berusaha menyelamatkan diri dan teman-temannya dari takdir yang tidak bisa ditipu. Tapi kali ini, ceritanya punya kedalaman emosional yang lebih kuat.
Bloodlines menggali konsep warisan keluarga dan trauma antar generasi. Fokusnya bukan hanya pada bagaimana karakter mati, tapi juga kenapa mereka terjebak dalam siklus itu. Penonton diajak melihat bahwa kematian dalam film ini bukan hanya sebagai kejutan horor, tapi sebagai sesuatu yang lebih filosofis dan personal.
Sinematografinya juga lebih matang. Adegan-adegan tegang tetap ada, lengkap dengan elemen-elemen kecil yang bikin penonton duduk tak tenang—seperti biasa. Tapi bedanya, semua terasa lebih “beralasan” dan tidak hanya untuk shock value.
Satu hal yang dipuji banyak kritikus adalah bagaimana Bloodlines berhasil menghormati warisan film-film sebelumnya, tapi juga memperbarui narasinya untuk penonton masa kini. Karakter-karakter lebih punya motivasi jelas, dan alurnya tidak terburu-buru. Bahkan ending-nya disebut sebagai salah satu yang paling “memuaskan dan menyeramkan” dalam sejarah franchise ini.
Apakah ini berarti Final Destination akan lanjut ke film berikutnya? Belum ada kabar resmi. Tapi kalau Bloodlines jadi penutup, maka ia menutup dengan cara yang luar biasa mengesankan.
Karena memang, di dunia Final Destination, kematian bukan akhir—tapi justru awal dari semuanya.