Kiss FM Medan – Film Cleopatra rilisan tahun 1963 sering disebut sebagai salah satu contoh paling ikonik dari film bikin bangkrut karena skala produksinya yang luar biasa besar untuk zamannya. Awalnya hanya diberi bujet sekitar $2 juta, biaya produksi terus membengkak hingga mencapai lebih dari $44 juta—jumlah fantastis pada era itu, yang jika disesuaikan dengan inflasi setara dengan lebih dari $400 juta hari ini.
Masalah mulai muncul saat produksi harus dipindahkan dari Inggris ke Roma karena masalah kesehatan Elizabeth Taylor, sang pemeran utama. Tak hanya itu, perubahan kru, skrip yang terus-menerus ditulis ulang, dan konstruksi ulang set memakan biaya besar. Belum lagi skandal cinta lokasi antara Taylor dan Richard Burton yang jadi konsumsi media dan menambah tekanan pada studio 20th Century Fox.
Proses produksi yang berantakan ini membuat Cleopatra hampir menjadi film bikin bangkrut bagi studio besar tersebut. Bahkan, akibat krisis keuangan ini, Fox terpaksa menjual sebagian lahannya dan menghentikan sejumlah proyek film lain. Meski begitu, keajaiban terjadi saat Cleopatra dirilis: film ini berhasil masuk box office dan menjadi film dengan pemasukan tertinggi di tahun 1963.
Namun sayangnya, meski sukses komersial, laba bersihnya tak mampu menutupi biaya produksi yang membengkak. Perusahaan tetap mengalami kerugian besar. Tetap saja, Cleopatra diingat bukan hanya sebagai film bikin bangkrut, tapi juga sebagai lambang kemewahan dan ambisi Hollywood klasik.
Hari ini, Cleopatra tetap dikenang sebagai salah satu film paling spektakuler dalam sejarah sinema, membuktikan bahwa dari kegagalan pun bisa lahir sebuah legenda.












