Kiss FM Medan – Screenwriter, Jennifer Lee jatuh cinta Wrinkle in Time ketika pertama kali membacanya pada saat ia menginjak usia 10 tahun. Gadis muda ini terpesona pada dunia fantasi yang digambarkan dalam buku, ia juga sangat tertarik pada Meg Murry, karakter utama dalam buku, dan segala hal tentangnya.
“Ketika aku tumbuh besar dulu, kamu sering melihat cerita tentang gadis-gadis yang tembuh menjadi sempurna dari waktu ke waktu,” kata Lee pada BuzzFeed News. “Mereka mulai berantakan, mereka mulai bermasalah, dan kemudian selama perjalanan mereka menjadi lebih cantik dan lebih sempurna dan dengan etiket yang tepat. Hal ini membuatmu merasa harus berubah, dan apapun yang kamu miliki sekarang tidak cukup. Tapi Meg berbeda, dia apa adanya dan seperti gadis pada umumnya, tidak seperti gadis-gadis yang kisahnya dilebih-lebihkan, namun Meg telah menyelamatkan semesta.”
“Ini bukanlah sebuah perjalanan yang terinspirasi dari bagaimana rasanya menjadi seorang remaja,” Kata Lee.
Putri Lee telah membaca Wrinkle in Time ketika ia mengetahui kalau Disney, tempat ibunya bekerja, mencari seorang penulis untuk mengadaptasi buku anak-anak milik Madeleine L’Engle yang rilis pada 1962. Putri Lee lah yang mengabarkan pada dirinya untuk mendaftarkan diri di sana. Lee bertemu dengan produser Jim Whitaker hari selanjutnya.
Lee tidak asing dengan pembangunan cerita dari sebuah cerita dongeng dan kisah mengenai wanita muda. Jennifer Lee juga menulis dan menjadi codirect di film Disney sebelumnya yaitu Frozen yang rilis pada 2013 lalu dan memenangkan Best Animated Feature di Academy Awards. Lee juga berkontribusi dalam film animasi Zootopia, dan kembali ikut dalam proyek sekuel Frozen.
Namun tidak seperti pekerjaannya yang biasa, Wrinkle in Time sudah memiliki dunianya sendiri dan bahkan lebih menakutkan karena buku ini sudah dicintai banyak orang dari berbagai generasi.
“Jika anda tetap masih ingin mengacu pada buku ini, maka itu adalah hal yang sia-sia,” ungkap Lee,”Namun sekaligus bisa menggugahmu, buku ini tidak mencoba untuk menguncimu pada satu hal, dan film ini adalah film yang menceritakan secara apa adanya. Film selalu memberikan pilihan untukmu.”
A Wrinkle in Time sebelumnya sempat diadaptasi menjadi sebuah film pada 2003, namun film yang dibintangi oleh Katie Stuart sebagai Meg tersebut kurang diterima oleh masyarakat. Kini kisah tersebut kembali diadaptasi menjadi sebuah film dengan Ava DuVernay dengan screenwriter oleh Jennifer Lee. Bekerja sama dengan DuVernay merupakan hal yang sangat membanggakan sekaligus mengkhawatirkan bagi Lee.