Kiss FM Medan – “Aku harus bisa mendapatkan kendali kembali”, kata Tinashe, saat bertemu dengan salah satu pembicara di sebuah ruangan di kantor New York. Namun Tinashe dengan cepat langsung memahami kalau lawan bicaranya salah memahami maksud yang ia katakan, ia kemudian mengklarifikasi maksud yang ia katakan yaitu tentang playlist yang dikurasi oleh salah seorang di record labelnya, RCA, yang bekerja secara sembarangan terhadap musik miliknya tanpa berkonsultasi pada Tinashe. Dia bisa dengan mudah menggambarkan tiga tahun terakhir karirnya melalui ekspresi yang ia tunjukkan.
Sejak 2015, Tinashe sudah banyak mempromosikan mengenai albumnya yang baru rilis, Joyride. Harusnya album ini rilis pada 2015, namun dijanjikan pada 2016, kemudian 2017, dan akhirnya baru rilis pada 13 April 2018 lalu.
Dari mulai disemangati dengan perilisan single, lalu batal, rencana tur untuk album itu, lalu batal lagi. Di 2016, Tinashe merilis sebuah mixtape secara gratis, “Nightride”. Di tengah semua penundaan yang dilakukan oleh label, Tinashe kemudian menyerang labelnya sendiri menggunakan private message di Twitter mengenai RCA lebih memprioritaskan debut solo album milik Zayn Malik yang katanya telah dikerjakan sendiri oleh penyanyi satu agensinya itu.
Untuk mendapatkan perhatian mereka, dia membocorkan lead single miliknya. Kolaborasi bersama Britney Spears dan undangan untuk menari di Janet Jackson tribute. Tapi tetap saja, tak ada album yang ditunjukkan untuk semua usahanya ini. Akhirnya penantian kini berakhir, Joyride rilis pada 13 April di bawah label RCA.
Mengingat panjang dan berlikunya jalan yang dilewati oleh penyanyi ini, pantas rasanya Tinashe mendapatkan sebuah penghargaan atas usahanya. Namun, secara mengejutkan dia tidak terganggu ketika dia tiba di New York pada akhir Maret, dengan rombongan kecil yang memiliki harapan tinggi padanya. Kini Tinashe sedang berjuang untuk mendapatkan kendali dirinya dalam bermusik sesuai dengan selera dan kemampuannya dan bukan menjadi seorang tahanan industri musik.
