Kiss FM Medan – Hadir dalam wawancara dengan majalah El PAiS pada Minggu (12/03), RM BTS mengungkapkan pandangannya terhadap perkembangan industri K-Pop.
Fasih dalam menjalani wawancaranya, ternyata RM terlihat sedikit tidak memfilter ucapannya dan membiarkan pewawancara mengetahui lebih jujur apa yang mereka tanyakan.
Untuk ini, RM menjawab bahwa Barat tidak memiliki perspektif subjektif untuk memahami mengapa negara-negara tertentu seperti Korea Selatan sangat menekankan kerja keras. Dia menjelaskan, “Korea adalah negara yang telah diserbu, dihancurkan, dibelah menjadi dua.Hanya tujuh puluh tahun yang lalu, tidak ada apa-apa.” RM terus mengingat masa lalu dan menunjukkan bagaimana Korea bergantung pada bantuan dari IMF dan PBB beberapa dekade yang lalu. Tapi status quo global negara itu berubah dengan cepat, dan sekarang dunia melihat Korea.
“Kamu berada di Prancis atau Inggris, negara-negara yang telah menjajah orang lain selama berabad-abad, dan kamu datang kepadaku dengan, ‘Ya Tuhan, kamu terlalu menekan diri sendiri. Hidup di Korea sangat stres.’ Yah, iya. Begitulah bagaimana kamu menyelesaikan sesuatu,” kata RM di El País.



Hal inilah yang menurut RM juga memberikan pesona tersendiri bagi K-Pop. Meskipun dia dengan jujur mengakui bahwa “segala sesuatu yang terjadi terlalu cepat dan terlalu intens memiliki efek samping”, dia tidak setuju dengan cara K-Pop sering digambarkan sebagai fenomena buatan. Dalam pertanyaan berikut, pewawancara menanyakan apa yang dia anggap sebagai prasangka terbesar tentang K-Pop. Dia menjawab, “Itu prefabrikasi.” Di bagian lain dari wawancara, dia juga secara langsung menyebutkan bagaimana pengakuan parsial tentang kesulitan sistem K-Pop sering dipelintir dan dibesar-besarkan menjadi beberapa teori konspirasi kelam.
RM menjelaskan, “Perusahaanku tidak suka bagaimana aku menjawab pertanyaan ini, karena aku mengakuinya sebagian, dan kemudian para jurnalis mengangkat tangan sambil
berkata, ‘In adalah sistem yang mengerikan, ini menghancurkan kaum muda!'”
Meskipun leader BTS ini selalu fasi dalam wawancaranya, secara tidak terduga dia tidak begitu memfilter di wawancara ini. Tingkat keterbukaan dan kejujuran baru ini telah membuat penggemar sangat terkejut sehingga wawancara ini membuat media sosial ramai dengan percakapan seputarnya.
Ketika ditanya apakah ia lelah dengan label ‘K = Korea’ pada genre ‘K-Pop’ yang didapatkannya padahal sesungguhnya musik adalah universal yang tidak terpusat pada kewarganegaraan seseorang, leader dari BTS tersebut menjawab.
“Kamu bisa saja lelah dengan Spotify yang terus menerus memanggil kita ‘K-Pop’, tetapi sesungguhnya itu benar-benar bekerja, itu adalah label yang premium. Garansi dari sebuah kualitas dari yang diperjuangkan oleh kakek & nenek moyang kita,” jawab RM dengan lugas.