Kiss FM Medan – Di tahun 2025, Korea Selatan akan menghadapi kenyataan pahit: semakin banyak sekolah di Korsel yang terpaksa tutup karena jumlah populasi anak sekolah yang terus menurun. Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan, 49 sekolah di 17 kota dan provinsi diprediksi akan ditutup pada tahun depan. Angka ini mengalami kenaikan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, yang hanya 22 sekolah pada 2023 dan 33 pada 2024, menurut @straits_times.

Yang paling terdampak adalah daerah pedesaan, dengan 88% penutupan sekolah terjadi di luar kota besar. Sementara itu, Seoul relatif aman dan tidak ada sekolah yang berisiko tutup. Namun, Provinsi Gyeonggi, yang dekat dengan ibu kota, akan menutup enam sekolah. Provinsi Jeolla Selatan menjadi yang terbanyak dengan 10 sekolah yang harus ditutup, diikuti oleh Chungcheong Selatan (9), Jeolla Utara (8), dan Gangwon (7).

Sekolah dasar menjadi jenjang yang paling banyak mengalami penutupan, dengan 38 dari 49 sekolah di Korsel yang tutup berasal dari tingkat ini. Di pedesaan, masalah pendaftaran juga cukup serius. Di Gyeongsang Utara, misalnya, 42 sekolah tidak memiliki siswa kelas satu pada Maret mendatang. Begitu juga dengan Jeolla Selatan yang mencatatkan 32 sekolah tanpa siswa baru, diikuti Jeolla Utara (25), dan Gangwon (21).

Fenomena ini semakin memperburuk kesenjangan pendidikan antara Seoul dan daerah pedesaan, yang berpotensi membatasi akses pendidikan bagi anak-anak di luar ibu kota. Ini jadi bahan refleksi, apakah kita perlu perhatian lebih agar kualitas pendidikan tetap merata di seluruh wilayah Korea Selatan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here