Kiss FM Medan – Grammy Awards ke-65 baru aja digelar di Crypto.com Arena in Los Angeles, Minggu (5/2) waktu Amerika. Berbagai musisi menjadi lineup di panggung Grammy tahun ini termasuk Sam Smith. Sam Smith tampil menghibur penonton Grammy Awards 2023 dengan lagu terbarunya “Unholy” lengkap bersama partner duetnya di lagu ini, Kim Petras. Tampil serba merah, totalitas dan membuat panggung Grammy terlihat membara karena penampilan mereka.
Tapi ternyata netizen menganggap penampilan Sam Smith sebagai ritual pemujaan setan. mulai dari outfit, aksesoris tanduk hingga koreografi tarian.
Smith memulai lagu dengan outfit dari bahan kulit merah, mengelilingi armada penari yang membangkitkan Samara dari “The Ring”, sebelum memotong ke tarian Petras di dalam sangkar, diapit oleh beberapa dominatrix yang mengenakan tutup kepala setan. Smith juga mengenakan topi setan, saat api besar memanaskan panggung.
Bahkan penampilan Grammy Sam Smith dan Kim Petras yang berapi-api dari lagu hit mereka “Unholy” agak terlalu panas untuk Ted Cruz.
“Ini…adalah…evil,” senator Ted Cruz menulis di media sosial sambil membagikan postingan dari komentator politik konservatif Liz Wheeler, yang bereaksi serupa: “Jangan melawan perang budaya, kata mereka. Sementara setan sedang mengajar anak-anak Anda untuk menyembah Setan. Aku bisa muntah.”
“Tidak mengherankan melihat ritual setan di Grammy,” cuit komentator politik sayap kanan Matt Walsh. “Satanisme adalah pemujaan diri. Banyak musik pop modern bersifat setan dalam pengertian ini. Kiriisme adalah satanisme. Satu-satunya perubahan adalah sekarang mereka menjadi lebih eksplisit tentang hal itu.”
Walsh menambahkan, “Satanisme teologis tidak terlalu umum tetapi penyembahan diri – apa yang kita sebut satanisme sekuler – adalah agama yang dominan dalam budaya kita dan sebagian besar karya seni yang kita hasilkan dimaksudkan untuk memberitakan Injil ini.”
“Saya tahu kami di kanan mungkin terlalu sering menggunakan kata satanic, tetapi penampilan dari Sam Smith ini benar-benar merupakan penghormatan kepada Setan,” tulis editor Human Events, Ben Kew.
Pertunjukan mereka di atas panggung datang tak lama setelah dua sahabat dekat itu menerima GRAMMY untuk kategori Penampilan Duo/Grup Pop Terbaik, menjadikan Petras wanita trans pertama yang pernah menang dalam kategori tersebut. Dalam pidato penerimaannya yang memusingkan, putri pop Jerman itu memberikan teriakan sepenuh hati kepada mendiang teman dan kolaborasinya SOPHIE, yang membantu membuka jalan dengan nominasi GRAMMY-nya sendiri pada 2019 untuk Best Dance/Electronic Album untuk albumnya Oil of Every Pearl Un-Insides.