Kiss FM Medan – Membaca judul di atas saja, pembaca novel pasti langsung tahu apa yang mereka rasakan ketika menonton versi film dari novel kesayangan mereka dan mulai manggut-manggut mengingat hal-hal tersebut.

Hal apa sih yang mereka rasakan sebenarnya?

Pembaca novel kecewa, karena jauh dari ekspektasi dalam pikiran mereka

Misalnya saja kalau selama ini kita selalu membayangkan karakter utama dalam novel memiliki perawakan yang tinggi dan tampan dengan rambut hitam dan senyum menawan. Bayangan kita itu akan hancur berantakan ketika dalam film karakter utama memiliki rambut pirang dan parasnya lebih maskulin walau tetap memiliki senyum manis. Bayangan lain yang sering jauh dari ekspektasi adalah ketika setting tidak sesuai dengan penggambaran dalam novel. Suka kesel kalau gini.

Ngedumel dalam hati karena banyak bagian yang dilewatkan

Dalam novel diceritakan kalau karakter melewati sebuah tempat yang menyeramkan kemudian dikejar-kejar oleh makhluk gaib. Tapi di film tidak ada penggambaran ini. dan masih banyak sekali bagian yang mereka buang sehingga antara novel dan filmnya jadi dua hal yang berbeda. Hal ini akan kalian temukan dalam novel dan film I am Number 4 karangan Pittacus Lore.

Kesel karena cast yang digunakan tidak mirip dengan karakter dalam novel

Kan kesel kalau ternyata cast yang memerankan karakter alam novel ternyata nggak mirip dengan penggambaran karakternya dalam novel. kan ujung-ujungnya jadi ngedumel dalam hati, kok bisa beda, kok malah si anu sih yang dipake, kok…kok…Tapi kadang pembaca novel bisa sangat puas ketika sang cast bisa memerankan karakter tersebut dengan sangat pas seperti Harry Potter yang diperankan oleh Daniel Radcliffe.

Pembaca novel akhirnya bisa melihat visual effect yang tidak bisa mereka bayangkan

Seperti dalam novel Harry Potter yang menceritakan berbagai  bentuk makhluk ajaib, melalui film, pembaca novel akhirnya bisa melihat visual effect dari penggambaran dalam novel tersebut. Akhirnya pembaca novel memutuskan kalau antara novel dan film adalah dua hal yang tidak berhubungan, keduanya berdiri sendiri dengan penggambarannya masing-masing. Yang tabah ya para pembaca novel yang diangkat kisahnya menjadi sebuah film.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here