Kiss FM medan – Pengabdi Setan 2 “Communion” sudah tayang di Indonesia selama 2 hari. Ditungguin banget kengerian filmnya tapi dibanding pengalaman mengerikan ternyata ada netizen yang malah ketangkep basah lagi tidur dan nggak bangun-bangun sampe lampu ruangan bioskop menyala.
Beredar seorang penonton yang dikira kesurupan karena diam di tempat duduknya dengan hoodie tertutup wajah. banyak yang nyangka kalau penonton ini kesurupan. Eh setelah didekati oleh petugas dan dicoba digoyang-goyang tubuhnya. Ternyata dia tidur bukan kesurupan.
Duh kok bisa-bisanya dia ketiduran sih… padahal filmnya serem banget. Eh jangan-jangan saking takutnya dia sampe merem nggak sanggup nonton dan malah ketiduran ya rekan sebaya.
Btw, “Pengabdi Setan 2: Communion” sampai hari ini sudah ditonton lebih dari 1 juta penonton di seluruh Indonesia.
Film kedua dari “Pengabdi Setan” yang rilis 2017 mengisahkan beberapa tahun setelah berhasil menyelamatkan diri dari kejadian mengerikan yang membuat mereka kehilangan ibu dan si bungsu Ian, Rini dan adik-adiknya, Toni dan Bondi, serta Bapak tinggal di rumah susun karena percaya tinggal di rumah susun aman jika terjadi sesuatu karena ada banyak orang.
Sinopsis Pengabdi Setan 2
Mereka mulai membangun kehidupan. Rini masih berusaha untuk menggapai mimpinya meski kini kehidupannya makin tak mudah karena harus mengurus Bapak dan adik-adiknya.
Sedangkan Tony dan Bondi tumbuh sebagai remaja yang menghabiskan masa puber mereka di rumah susun yang jauh dari peradaban. Keduanya menjalani kehidupan seperti remaja pada umumnya, memiliki sahabat dan gadis yang ditaksir.
Sementara itu, Bapak pergi bekerja nyaris tiap hari. Namun, Bapak tidak pernah menjelaskan pekerjaannya kepada anak-anaknya.
Anehnya ia hanya pergi dengan membawa koper misterius dan ketika pulang langsung memasukkan koper itu ke lemari lalu menguncinya.
Ketika mereka berusaha menjalani hidup dengan normal, tiba-tiba fenomena penembak misterius alias Petrus terus merajalela di jalanan ibukota. Berita soal Petrus menjadi heboh di media.
Selain itu, kabar mengenai badai besar yang akan melanda Jakarta pada 16 April 1986 juga menjadi topik hangat. Badai tersebut diramalkan akan membuat banjir, terutama di kawasan daratan yang lebih rendah seperti lokasi rumah susun mereka.
Di sisi lain, Rini berniat meninggalkan di rumah susun. Rencana ini ditentang oleh Bapak.
Menurut Bapak, tinggal di rumah susun lebih aman. Jika terjadi sesuatu mereka tidak sendirian.
Ternyata kehidupan normal yang berusaha mereka jalani tidak berjalan mulus. Badai melanda rusun tersebut.
Elevator rumah susun jatuh dan menyebabkan sejumlah korban jiwa. Tidak hanya itu, badai membuat pelaksanaan pemakaman jenazah menjadi terhalang. Akhirnya jenazah tersebut harus disemayamkan terlebih dahulu di rumah susun itu.
Sebagian besar penghuni rusun telah mengungsi karena tidak ingin terjebak badai. Sehingga bangunan tersebut menjadi begitu sepi dan menyeramkan.
Di tengah momen sepi dan terjebak badai tersebut, listrik rumah susun mati karena gardu terendam banjir. Saat itulah, malam panjang penuh teror horor terjadi, termasuk kedatangan kembali Ibu dan kelompok misterius yang menghantui Rini dan keluarganya.
Film ini masih dibintangi oleh Tara Basro, Endi Arfian, dan Ayu Laksmi kembali sebagai ibu.