Kiss FM Medan – Biawak adalah salah satu hewan reptil yang masih gemar dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia karena dipercaya sebagai obat dari berbagai penyakit. Namun sayangnya, efek samping dari mengonsumsi biawak juga cukup berbahaya, belum lagi larangan memakan hewan berkuku tajam dalam Islam.

Banyak komunitas masyarakat yang menyerukan perlunya melindungi hewan termasuk komunitas Kombur-Kombur Varanus Keepers Medan (KKVK Medan) yang memilih Biawak sebagai hewan yang diperhatikan populasinya. Diwakili oleh Mayora sebagai ketua dan pendiri dari KKVK Medan mengungkapkan fakta dari data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan mengkonsumsi daging Biawak akan berisiko menimbulkan berbagai penyakit karena kandungan bakteri di dalam daging biawak.

Kombur-Kombur Varanus Keepers: Biawak Bukan Makanan!

“Resiko mikrobiologi yang paling jelas yang berasal dari mengkonsumsi daging reptil seperti Biawak. Kemungkinan karena adanya bakteri patogen, terutama salmonella, shigella dan juga escherichia escherichia coli atau dikenal dengan e coli, juga ada bakteri Yersinia enterolitica, Campylobacter, Clostridium dan Staphylococcus aureus. Tentunya dapat menyebabkan penyakit dari berbagai tingkat keparahan,” ungkap Mayora ketika on air di Kiss FM Medan.

Benar sekali, apalagi menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Food Microbiology, menunjukkan bahwa orang-orang yang mengkonsumsi daging reptil seperti Buaya, Biawak, Ular, maupun jenis reptil lain dapat meningkatkan risiko terjangkit berbagai penyakit tertentu seperti, Trichinosis. Yakni penyakit yang disebabkan oleh parasit cacing gelang (nematoda) dan dapat merusak jaringan pada tubuh manusia.

Mayora menambahkan kalau Nematoda itu merupakan sejenis cacing parasit seperti Trichinella spiralis, bahayanya kalau manusia sempat menelan cacing parasit ini maka si cacing berbahaya akan menyerang salah satunya adalah jaringan otot, tujuannya agar ia dapat bertahan hidup. Udah kecil malah bahaya banget lagi.

Mereka yang terjangkit Nematoda akan merasakan perut yang tidak nyaman, mulai dari mual-mual, hingga diare dalam waktu dua hari setelah memakan daging biawak. Hari setelahnya si penderita akan merasakan nyeri otot, gatal demam, dan nyeri sendi dan akhirnya bisa lebih buruk lagi.

KKVK Medan juga menyayangkan banyaknya komunitas masyarakat yang menjadikan biawak sebagai hewan peliharaan dan memaksa hewan yang lama-la akalau diperhatikan cukup imut ini untuk ikut gathering komunitas dan berbaur bersama masyarakat. Hal ini memberi pengaruh buruk pada keterbelangsungan hidup biawak di alam liar.

“Itu juga dapat menyebabkan hewan mendai stress dan memungkinkan hal membahayakan terjadi kapan saja. Berangkat dari keprihatinan terhadap hal ini lah forum Kombur-Kombu Varanus Keepers Medan dibentuk,” ujar Yora.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here