Kiss FM Medan – Jepang sedang menghadapi masalah cukup rumit dengan tren yang sedang berkembang di masyarakatnya yaitu tren Kodokushi, bunuh diri dalam kesepian tanpa diketahui oleh orang lain.
Saat ini Kodokushi jadi masalah yang terus berkembang di Jepang. 27,7 persen dari populasi berusia lebih dari 65 tahun dan alasan yang diperkirakan menjadi masalah utama yaitu banyak orang menyerah mencari pasangan hidup di usia paruh baya.
Tren ini dipercaya lahir dari kombinasi antara budaya Jepang yang unik, sosial serta faktor demografi. Belum ada jumlah resmi mengenai korban kodokushi tapi para ahli mengatakan bahwa ada sekitar 30 ribu jiwa tiap tahunnya menjadi korban kodokushi.
Pada zaman dulu, budaya Jepang menganggap bahwa keluarga menjadi fondasi dukungan sosial paling kuat. Namun karena perkembangan teknologi hingga pergeseran budaya membuat banyak warga Jepang memilih untuk hidup sendiri dan jumlah keluarga mulai mengecil. Di tiga dekade terakhir, jumlah penghuni tunggal di Jepang mencapai 14,5 persen dari total populasi. Mayoritas dari jumlah ini diisi oleh kelompok usia di atas 80 tahun untuk wanita dan 50 tahun untuk pria. Selain itu, tingkat pernikahan di Jepang juga semakin menurun.
Penurunan tingkat pernikahan ini karena banyak pria yang memiliki alasan khawatir pada pekerjaannya dan banyak wanita yang merasa tidak membutuhkan suami karena bekerja adalah dunia yang bisa menghidupi mereka tanpa hadirnya seorang pria.
Kalau menurut Kiss FM Sendiri fenomena ini akan terus berkembang karena banyak warga Jepang yang lebih memilih untuk bekerja. Lama-lama bisa habis warga Jepang kalau begini nih warganya.