Kiss FM Medan – Sebagian orang tentunya tidak akan setuju ketika diberi saran untuk tidak memposting foto liburan miliknya ke sosial media, ya tentu aja sayang sekali kalau nggak dipamerin rasanya. Mengunggah foto ke sosial media ternyata banyak dampak yang bakal dirasakan oleh banyak user, terutama tempat wisata itu sendiri.

Tapi coba deh simak dulu kenapa admin sampai menuliskan artikel ini. Yuk lanjutin baca.

Sibuk dengan aktivitas mengambil foto liburan hingga lupa esensi liburan itu sendiri

Ada baiknya kalau kamu tanyakan kembali pada dirimu. Apa sesungguhnya makna liburan bagi dirimu. Mengambil waktu libur di sela-sela kesibukan demi melepas penat dan menyegarkan pikiran dengan mencari ketenangan adalah tujuan semua orang. Eh… atau jangan-jangan kamu berlibur cuma demi biar bisa ganti foto profile doang? Ah nggak mungkin lah ya… hehehe

Orang zaman sekarang banyak yang sibuk mencari lokasi yang ingin dikunjungi melalui sosial media juga melalui tagar-tagar yang disematkan. Dan ketika kamu sudah sampai di lokasi wisata tersebut, kamu malah sibuk mencari spot foto terbaik bukannya menikmati pemandangan dan fasilitas yang ada. Ayolah, manjakan dulu pikiranmu dengan menikmati tempatnya terlebih dahulu.

Sah-sah aja sih berfoto, ada baiknya jadikan aktivitas berfoto sebagai hal yang kamu lakukan terakhir setelah menikmati lokasi wisata yang kamu kunjungi itu.

Kebersihan dan kelestarian tempat menjadi terancam

Beberapa lokasi wisata yang dikunjungi pasti adalah wisata alam yang menyajikan pemandangan alam yang terbentuk secara alami karya Yang Maha Kuasa. Biasanya nih, lokasi wisata begini memerlukan perawatan yang lebih intens dan kalau rusak butuh waktu tidak sebentar untuk diperbaiki kembali seperti semua.

Ingat beberapa waktu lalu ada kebun bunga Amarylis yang rusak parah setelah dikunjungi beramai-ramai oleh banyak orang. Btw, itu kebun milik warga dan tujuan beliau menanam bunga tersebut bukan untuk dijadikan lokasi wisata melainkan demi menyenangkan istrinya. Namun setelah beberapa orang berfoto di lokasi tersebut dan diunggah ke sosial media maka secara tiba-tiba banyak orang berbondong-bondong datang dan berfoto di sana. Dan mirisnya si pengunjung ini ternyata adalah orang-orang norak yang tidak mau menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak merusak bunga-bunga indah tersebut. Berfoto dengan ala-ala tiduran di atas bunga, bahkan mendudukinya. Norak parah!

Lebih kasihan lagi si bapak yang punya kebun. Beliau memungut biaya 5 ribu dan menangani kebun tersebut sendiri (tanpa bantuan dari dinas pariwisata setempat).

Ini cuma satu contoh saja, dan rasanya sudah bisa menjadi pelajaran penting. Nggak masalah kalau kamu mau berfoto di tempat indah seperti itu, tapi plis janganlah menjadi pengunjung norak yang merasa sudah bayar 5ribu rupiah dan kamu merasa punya hak untuk bisa melakukan banyak hal dengan merusak kebun bunga yang indah banget itu. Pungutan tersebut anggap saja sebagai apresiasi kamu sebagai pengunjung pada pemilik  yang memiliki inovasi membuat taman yang indah dengan perawatan nggak sebentar dan tentunya nggak murah.

Silakan kalian berfoto, namun alangkah baiknya bila tidak sambil merusak lingkungan. Dan sematkanlah ajakan untuk saling menjaga llingkungan di caption foto kalian. Tindakan kecil yang manis ini dampaknya besar lho!

Jadi intinya kamu tetap bisa berfoto dan mengunggahnya ke sosial media asal memperhatikan dua hal penting di atas tadi. Selamat berlibur…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here