Kiss FM Medan – Filipina adalah negara yang sempat dijajah oleh Spanyol jadi tidak heran kalau di negara ini ada banyak sekali bangunan bergaya kolonial Spanyol dari mulai gereja, bangunan pemerintahan hingga benteng-benteng peninggalan zaman penjajahan dahulu.

Di Manila ada sebuah benteng yang terkenal dan selalu menjadi tujuan wisata bernama Fort Santiago. Namun ternyata, ada benteng yang lebih tua di Filipina dan terletak di Cebu bernama Fort San Pedro.

Kembali ke abad sebelumnya, ketika Benteng San Pedro bukan tempat wisata yang populer tetapi sebuah bangunan yang berfungsi sebagai pertahanan militer. Terletak di Plaza Independencia di Kota Cebu, Benteng San Pedro (alias Fuerza de San Pedro) dibangun oleh para pekerja Spanyol dan Cebuano. Miguel Lopez de Legazpi, seorang conquistador Spanyol yang mendirikan permukiman Spanyol paling awal di Cebu, menjadi orang yang memulai pembangunan benteng itu.

Fort San Pedro, Benteng Tertua di Manila Ada di Cebu

Benteng itu memiliki sejarah panjang. Di pintu masuk ke dalam benteng, kita langsung dimanjakan dengan gambar-gambar yang ditempelkan di dinding pintu masuk kubah yang berbentuk barel, menggambarkan perkembangan benteng secara bertahap. Bentuk awalnya terbuat dari kayu gelondongan, dibangun pada 8 Mei 1565, hanya 11 hari setelah Legazpi tiba di Cebu. Selama bertahun-tahun, benteng mengalami banyak perubahan termasuk penggantian kayu dengan batu dan mortir. Ada juga potret Ferdinand Magellan, seorang penjelajah Portugis yang memimpin ekspedisi Spanyol yang akhirnya mencapai Filipina pada 1521.

Fort San Pedro dikatakan sebagai benteng tertua dan terkecil di Filipina, seluas 2.025 meter persegi. Dindingnya setinggi 20 kaki dan tebalnya 8 kaki, membentuk segitiga dengan panjang yang tidak rata: dua sisi menghadap ke laut dan yang lainnya menghadap ke daratan.

Gerbang fort San Pedro yang panjang mengapit bendera Filipina, dan berfungsi sebagai puncak struktur. Tiga jendela berbentuk terowongan berada di atas atap pelana yang menampung ceruk yang melindungi gambar Sto. Nino, santo pelindung kota. Di bawahnya adalah pintu masuk, sebuah lemari besi, yang lengkungan atasnya tertera nama Spanyol dari tempat itu dan tahun dibangunnya.

Saat ini, Fort San Pedro adalah perpaduan taman yang berfungsi sebagai oasis di tengah kota yang ramai sekaligus menjadi sebuah museum di mana pengunjung dapat belajar banyak tentang sejarah Cebu dan awal dari pemerintahan Spanyol di Filipina.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here