Kiss FM Medan – Cara mudah melihat bagaimana wajah Indonesia sebenarnya adalah dengan menonton film yang tampilkan potret nyata Indonesia karya anak bangsa yang nggak kalah keren dibandingkan dengan film-film science fiction karya manca negara.

Wajah Jawa milik Indonesia melalui film Ziarah


Film yang menggunakan peran utama seorang wanita tua dan diperankan dengan apik oleh mbah Ponco Sutiyem, seorang wanita petani berusia 95 tahun ini menyabet dua penghargaan. Di antaranya sebagai Pemenang Film Terbaik Salamindanaw Asian Film Festival 2016, dan Skenario Terbaik Pilihan Majalah Tempo 2016. Tiga kali masuk nominasi yaitu sebagai Penulis Skenario Terbaik Festival FIlm Indonesia 2016, nominasi Geber & Netpac Award Jogja Netpac Asian Film Festival 2016, dan yang terakhir masuk nominasi di Asian International Film Festival & Awards (AIFFA) 2017. Ziarah bersetting di Daerah Istimewa Jogjakarta, menampilkan keindahan dan keteduhan lingkungan permukiman di kota pelajar ini.

Menceritakan tentang seorang wanita tua, Mbah Sri, yang melanglang buana mencari makam suaminya yang tewas ketika zaman perjuangan dulu. Mbah Sri ingin dikubur di samping makam suaminya ketika ia dipanggil yang maha kuasa nanti.

Marlina Si Pembunuh Empat Babak menampilkan keindahan Sumbawa


Terlepas dari kerennya film ini hingga mendapatkan berbagai penghargaan sebagai film dengan skenario terbaik pada Festival International du Film deFemmesde Sale (FIFFS) di Maroko edisi ke-11. film ini juga meraih penghargaan Asian NestWave dari The QCinema Festival di Filipina. Bahkan Marsha Timothy sebagai pemeran utama juga mendapat penghargaan sebagai aktris terbaik dari Sitges International Fantastic Film Festival.

Marlina Si Pembunuh Empat Babak menggunakan setting di daerah pedalaman Nusa Tenggara Timur dan asing dari kehidupan modern. Indahnya Sumbawa di film ini menarik minat para pelancong untuk menyambangi pulau di bagian timur Indonesia ini.

Perjalanan pendidikan sekelompok anak dari desa terpencil nan indah melalui film Laskar Pelangi


Film yang diangkat melalui novel best seller ini mendapatkan sambutan luar biasa dari manca negara, terbukti sampai diputarnya di banyak negara seperti Spanyol, Hongkong, Italia, Australia, Amerika Serikat, Jerman, Portugal dan negara lainnya.

Menceritakan tentang kehidupan ekonomi sosial melalui nasib antara sekolah miskin dan sekolah mewah milik pertambangan menggambarkan jelas bagaimana dunia pendidikan di Indonesia. Banyak hal yang menginspirasi dari film ini, tak hanya untuk diri sendiri tapi juga banyak traveler yang jadinya pengen banget bermain di pantai-pantai yang menjadi setting film Laskar Pelangi.

Indonesia sebagai negara maritim tergambar jelas di film Turah


Film ini mengangkat kehidupan warga di Kampung Tirang, sebuah kampung yang berdiri di tanah timbul pesisir pantai Kota Tegal, yang miskin dan tertinggal. Meski jaraknya cukup dekat dengan pusat Kota Tegal, kampung ini bisa dibilang tak tersentuh listrik. Bahkan, warga kerap sekali kesulitan air bersih.
Ironi itu digambarkan Wisnu lewat rumah reot, pakaian lusuh, dan lingkungan yang kumuh, memperjelas kesenjangan di kampung tersebut.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here