KISS 105 FM Medan – Satu hal yang membuat Medan berbeda dengan kota-kota lainnya, logat kedaerahan, kuliner, hingga tipe-tipe mamak-mamaknya (red: Ibu-ibu). Kalau bicara mamak-mamak medan, aduh… mending jangan cari masalah deh dengan wonder woman dari kota satu ini. Bisa diratakan kita dengan kekuatannya.
1. Marah kalau anaknya minta jajan, tapi ujung-ujungnya dikasih juga.
Kalau kamu pengen jajan dan minta uang jajan pada mamakmu maka sensasinya sama dengan uji nyali di tengah kuburan. Mamak akan ngomel panjang kali lebar kali tinggi, dari ujung gang sampai ambang pintu kamar. Tapi ya ujung-ujungnya uang jajan dikasih juga.
2. Kalau marah menggunakan macam-macam senjata
Mulai dari sapu lidi, tali pinggang punya bapak, hingga sutel alias sendok masak pun akan digunakan mamak-mamak Medan saat memarahi anaknya yang bandel. Biasanya sih bandelnya karena gak mau mandi, pulang kesorean karena keasyikan main sama kawan-kawan, atau karena kelamaan main game online di
3. Marah saat omelannya dijawab, marah juga kalau omelannya didiemin. Memanglah emak emak nih
Kondisi ini memang membuat siapapun serba salah. Kalau mamak sudah mulai ngomel entah itu karena rumah yang berantakan, jemuran yang gak diangkat atau karena lantai rumah yang belum disapu, pasti omelannya panjang dan nyerempet ke mana-mana.
“Ni lah kau ni ya, males kali jadi anak gadis. Udah sore jemuran bukannya diangkat, mau jadi apa nanti kalau udah mamak-mamak?” itu tanda tanya di akhir kan? Harus dijawab gak ya? Karena kalau kamu jawab pasti mamak akan bilang “Menjawab aja kerjamu ya, udah besar makin pande sekarang” dengan nada tinggi. Kalau kamu gak jawab, mamak juga bakal bilang “Dimarahin baru kau diem aja. Diajak ngomong diem, gak punya mulut kau?” Duh Tuhan, harus gimana?
4. Suara aja yang menggelegar, namun hatinya selembut sutra
Memang sudah menjadi ciri khas orang-orang Medan, vokal yang ‘hidup’ dan nada suara yang tinggi adalah ciri khasnya. Bahkan kadang cuma bertanya kabar dengan ibu-ibu tetangga sebelah persis seperti orang berantem. Bagaimanapun mereka tetap seorang ibu yang penyayang dan memiliki rasa kasih pada anak-anaknya. Ketika marahpun mereka masih buka dompet dan memberikan uang jajan padamu.
Love mamak pokoknya! Karena surga di bawah kaki ibu, walau kaki ibu kutu airnya banyak.